Kata natal berasal dari bahasa Latin yang
berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang
dilakukan memperingati hari kelahiran
Isa Al Masih - yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25
Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa
yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas
2:1:8 dan Matius 2:1, 10, 11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah
kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah,
menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan
sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang
mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dan kota Nazaret di
Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari
keluarga dan keturunan Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar
Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7 M = 579 Romawi).
Yusuf, tunangan Maryam Ibu Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka bertugas ke
sana, dan lahirlah Yesus Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya
dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi,
domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana
gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut Matius 2:1, 10, 11:
Menurut Matius 2:1, 10, 11:
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada
zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika
mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka
ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja
Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintahkan tahun 37 SM - 4 M (749
Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi
dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8
dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu
keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran
yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga
kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan
bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga
gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari
untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim
dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat
rendah sehingga salju merupakan hal tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang
dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Qur'an telah memberikan jawaban tentang
kelahiran Yesus (Isa alaihissalam).
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia
(Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah
baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi
dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:
"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke
arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu". (Surat Maryam: 23-25).
Jadi menurut Al Qur'an Yesus dilahirkan pada musim panas
disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati
pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible -
seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23) : Yesus
lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus -
September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
There is, moreover, no authority for the belief than December
25 was the actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the
bith-story of Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields
near Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, when the night
temperature is so law in the hill country of judea that snow is not uncommon.
After much argument our christmas day seems to have been accepted about A.D.
3000.
(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi).
(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi).
Pada Tahun Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun I,
karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan
disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (sudah dikutip
sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus, jadi
antara tahun 27 Sebelum Masehi - 14 Sesudah Masehi.** Sedangkan Matius 2:1 (juga telah dikutip)
menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37
Sebelum Masehi - 4 sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat
Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil,
Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga
ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi,
tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah masehi. Antara lain kita kutip buku
tulisan rev. Dr. Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. yang berjudul The
Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut:
In the nineteehnt century, when it became evident and was
finally admitted that Herod died in the year 4 B.C. and it was recalled that,
according to story in Matthew's Gospel (2:16), King Herod, in order to
eliminate little Jesus as a possible "King of the Jews", had ordered
all infants of two years old and under to be killed, the birth-date of Jesus
0bviously had to be moved back to 4 B at least. Today, scholars prefer 5 to 6 B
as the date best accomodating the indonsistent and even cont5radictory
traditions, legens, and gospels, although some historians push the date back to
8 and 10 b.C. The problem of the correct dating of Jesus' birth, life, and
death has now been raised again (due to several statemensin these Essence
Scrolls) along with the related question on the deity.
(Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diajui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal lahir Yesus harus digeser ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan kembali).
Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan tahun berapa
Yesus dilahirkan.
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal
tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun
memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan
kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran
Kristen Katolik pada abad ke 4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara
adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai
abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama
Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi
terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun = matahari; day =
hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad
ke-4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah
prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin
dengan agama paganisme politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang. Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang. Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan
paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuni di dalam kekuasaan raja Nimrod
(Namrud).
H.W. Armstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas,
Worldwide Church of God, California USA, 1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham. Anak nabi Nuh adalah pendiri sistem
kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nirod dalam bahasa Hebrew (Ibrani)
berasal dari kota "Marad" yang artinya: "Dia membangkang atau
Murtad" antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri
bernama "Semiramis".
Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu sekaligus istrinya.
Maka setelah Namrud mati Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh Namrud tetap
hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya
perumpamaan pohon "Evergreen" yang tumbuh dari sebatang kayu
mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud
selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di
ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25
Desember. Inilah asal-usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai "Ratu Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai "anak suci dari surga".
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai "Ratu Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai "anak suci dari surga".
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi
Babilonia ini berubah menjadi "Mesiah palsu", berupa dewa
"Ba-al" anak dewa matahari dengan obyek penyembahan "Ibu dan
Anak" (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar
ke negara lain: Di Mesir berupa "Isis dan Osiris", di Asia bernama
"Cybele dan Deoius", di Roma disebut "Fortuna dan Yupiter".
Bahkan di Yunani, "Kwan Im" di Cina, Jepang, dan Tibet, India,
Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa "Madonna"
dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa).
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa).
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini.
2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12
bintang/planet.
3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa
penduduk asli tanah Kana?an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini
menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besar dan dijadikan
sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus,Adonis, Bacchus,
Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi
tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan,
antara lain Zrates (Bangsa Persia) dan Fo Hi (Bangsa Cina). Demikian pula
pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Solulus, Aristonicus,
Tibarius, Grocesus, Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi, konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada
tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada sejak
zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa yesus adalah anak Tuhan dan bahwa
Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan
masyarakat Romawi karena mereka telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka
tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus
mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya.
Kata Paulus kepada jemaat di Roma.
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah
bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa ? (Roma
3:7).
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu. Yesus telah
mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang?. (Matius 24:4-5).
Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang?. (Matius 24:4-5).
Untuk mengetahi pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi dari tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia
10:2-4:
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah biasakan dirimu
dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di
langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani
bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang
orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang
memperindahnya dengan emas dan perak, orang memperkuatnya dengan paku dan palu
supaya jangan goyang."
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara Natal,
yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah
berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan dalam Yeremia 10:5:
"Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun
mentimun. Tidak dapat berbicara, orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat
melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat
jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat."
1. Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Chrismas:
"Natal bukanlah upacara gereja yang
pertama ... melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang
diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari,
kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
"Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang
mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari
kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir'aun dan Herodes)
yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:
"Natal bukanlah upacara gereja abad
pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan
Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambi oleh gereja dari
kepercayaan kafir penyembah berhala.'
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944,
menyatakan:
"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya
umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan
tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut". (Perjamuan Suci,
yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus
Kristus) ... Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari
kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja
Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus,
yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran
Dewa Matahari". Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran
Yesus."
Keterangan:
** Jika kita menerima keterangan Injil Lukas, maka Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi. Hal ini didasarkan pada keterangan Injil Lukas yang menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1), dan bahwa Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 Masehi,* maka Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada tahun 29 Masehi, yakni ketika Yesus berumur kira-kira 30 tahun (Lukas 3:23). Ini berarti, Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi.
Rujukan:
* A) Josephus F (1998) B) Asimov I (1969) C) Braid W (1971) D) Duncan GB (1971) E) Leon-Dufour X (1983) F) Jerald F. Dirks (2001).
** Jika kita menerima keterangan Injil Lukas, maka Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi. Hal ini didasarkan pada keterangan Injil Lukas yang menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1), dan bahwa Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 Masehi,* maka Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada tahun 29 Masehi, yakni ketika Yesus berumur kira-kira 30 tahun (Lukas 3:23). Ini berarti, Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi.
Rujukan:
* A) Josephus F (1998) B) Asimov I (1969) C) Braid W (1971) D) Duncan GB (1971) E) Leon-Dufour X (1983) F) Jerald F. Dirks (2001).
0 komentar:
Posting Komentar