Kiri (Arif) |
Arif (Kiri) |
Awal Sekolah ( Eps. 1 )
Ketika ku lihat meja yang di hiasi gambar-gambar yang indah dan menggemaskan. Maka saat itu aku berkeinginan untuk menulis,Karena meja tersebut menampilkan gambar-gambar yang indah dan lucu,sehingga membuatku bersemangat dalam menulis. Aku teringat kata-kata imam Ali r.a “ Ikatlah ilmu dengan menulis” . Maka saat itulah aku termotivasi untuk bangkit dan menulis sebuah cerita yang mungkin tidak seberapa.
Perkenalkan sebelumnya, Namaku Abdul. Ciri-ciriku sama seperti manusia pada umumnya, jadi tidak usah terlalu cerita ya tentang aku hehe,sebenarnya saya ingin bercerita mengenai kehidupan di sekolahku. Cerita ini berawal ketika aku baru saja lulus sekolah menengah pertama, aku melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi setingkat dengan SMA/MA. Ya, aku saat ini telah menduduki kelas 1 Aliyah, Nama sekolahnya adalah PP.Ashshiddiqiyah. Mendengar namanya saja sudah pasti itu sekolah pesantren, tapi yang saya herankan adalah mengapa sekolah ini tidak sama dengan namanya, Melihat kelakuan sifat orang-orang di dalamnya, membuatku merasa tidak betah di sekolah tersebut.
Ketika ku lihat sekolah tersebut dengan tatapan tajam, Ku melihat banyak ragam warna, pondasinya yang indah, warna-warnanya tidak membuatku bosan, ya jika melihat dari tampilan luarnya pasti sungguh indah lagi menawan, Namanya “Ashshiddiqiyah” Bersimbolkan orang-orang yang jujur . Tapi yang kulihat hanya lari dari angan-angan, Yang kulihat adalah sekolah yang mempunyai jasad tapi tak punya ruh, hanya jasad yang hidup bagaikan zomby. Mengapa bisa begini ?
Awal masuk sekolah tersebut aku seperti orang asing, mereka semua menatap tajam kepadaku, ada apa? ( tanya dalam diriku ) . Aku memberanikan diri berjalan melewati tiap orang demi mencari teman lain yang mungkin sama sepertiku. Saat itu aku melihat dua teman yang saling berbicara di pojok sekolah. Aku tidak memberi isyarat salam kepada mereka, aku hanya duduk di samping mereka.
Lalu aku bertanya : mmm, dari sekolah mana bro sebelumnya? (tanyaku). Salah seorang cuek dan tidak perduli dan seorang lagi menjawab : Kami dari Mts sabungan (jawabnya) . Nama kalian siapa? (tanyaku) . Namaku irul dan ini candi (jawab mereka singkat).
Aku berfikir mungkin mereka tidak menyukaiku, aku memutuskan untuk diam membisu tanpa sepatah kata sampai lonceng berbunyi menandakan masuk.
Hatiku berdebar-debar,karena saat itu aku telah di suguhi testing sebelum memasuki tahap belajar, salah seorang dari dua guru di kelas itu menerangkan “ Kalian akan di test terlebih dahulu sebelum memasuki tahap belajar, test ini bertujuan agar kalian ke depannya mampu menjawab soal apapun ( beliau melanjutkan ), Kalian semua berjumlah 12 orang,ini jumlah yang sangat sedikit di bandingkan tahun lalu. Dengarkan semua, Kalian akan di uji dengan dua test. Jika mampu menjawabnya maka kalian lulus ( Beliau berhenti sejenak,mempersiapkan peralatan test nya ) .
Saat itu jantungku benar-benar berdegup kencang,seolah-olah aku sedang berlari. Aku melihat kesana kemari , melihat adakah teman yang pola fikirnya sama denganku. Aku melihat di sebelah kiri ada sekelompok perempuan berjumalah 8 orang ,Jumlah yang sedikit (Fikirku). Dan aku berada di sebelah kanan yang semuanya adalah laki-laki yang berjumlah 4 orang, Ini seperti les saja Cuma sedikit (Fikirku menggerutu kecil) .
Nah, are you ready ( guru itu bertanya kepada kami semua ) . I’m ready sir (jawabku sendiri). Eleh baya,sok panggaron bahasa inggris ( salah seorang teman yang tidak ku kenal menggerutu sendiri ) . Siapa itu ( tanyaku dalam hati,tapi aku tidak berani bertanya dengan lisan ) . Aku benar-benar tidak mengerti bahasanya, bahasa batak itu membuatku bingung, mungkin karena aku terlahir dari lingkungan jawa ( gerutuku terus di dalam hati ) .
Nah, jika kalian sudah siap, kami akan memulai testnya. Di mulai dari kamu (guru itu menunjuk kepadaku , memberi isyarat agar aku segera ke depan nya untuk test). “ Hadeeh, mengapa harus aku sih” ( Cercaku seolah tidak terima ). Segera aku siapkan buku dan pena,mungkin saja ini test tertulis (fikirku), Tidak usah bawa pulpen dan buku, test pertama adalah membaca Al-Qur’an (guru itu menyuruhku mengembalikan pulpen dan buku yang telah aku siapkan tadi), Sedikit rumit mungkin (fikirku dalam hati) .
Kemudian aku duduk di bangku yang telah di sediakan sebelumnya, aku duduk dalam suasana hatiku sedang bergelora dan tidak tenang. Kemudian tak ku sangka ada seorang lagi yang maju, sepertinya dia baik ( tebak ku dalam hati ). Di depan kami sudah tersedia dua buah kitab suci al-qur’an yang di suguhkan kepada kami berdua. Nama kamu siapa (tanya guru itu). Nama saya Arif pak (jawabku gugup), Dari sekolah mana sebelumnya? , Saya dari sekolah SMPN4 Halongonan (jawabku mulai sedikit berani). Guru itu terus menanyai aku begitu juga teman di sebelahku, guru yang satu lagi juga bertanya kepada teman yang di sampingku itu. Nama kamu siapa (tanya guru itu, sambil membuka peci yang di pakai di kepalanya), Nama saya hanum pak marga siregar (jawabnya kasar ,sama halnya seperti logat batak pada umumnya). Ne cwek cantik juga ya,tapi ngomongnya seperti suara terompet hahaa ( aku tertawa sejenak di dalam hati). Kamu mengapa senyum-senyum sendiri (guru itu langsung menyergap ku seolah ingin menangkapku) .
By : Abdul Rasyid (Arif)
Arif |
0 komentar:
Posting Komentar