قَادِرٌ Qadiran
(Yang Menguasai) Mustahil ﷲﭐDzat
yang lemah.
Dalilnya
yaitu dalil sifat Qudrah.
Rasulullah
sholallohu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda yang artinya, “Demi Dzat Yang
tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya salah seorang (diantara) kamu telah
melakukan amalan penghuni surga. Namun ketika perjalanannya tinggal sehasta
lagi, karena ketentuan taqdir bisa jadi dia berbalik melakukan amalan penghuni
neraka (su`ul khatimah). Sebaliknya salah seorang (diantara) kamu telah
melakukan amalan penghuni neraka. Namun ketika perjalanannya tinggal sehasta
lagi, karena ketentuan taqdir bisa jadi dia berbalik melakukan amalan penghuni
surga (husnul khatimah), sehingga ia bisa masuk ke dalamnya.”
Rasulullah
SAW juga bersabda yang artinya, “Setiap orang dari kalian, atau setiap jiwa
yang bernafas, oleh Allah telah ditentukan tempatnya di surga atau di neraka.
Bahkan oleh Allah juga sudah ditentukan apakah dia sebagai orang yang celaka
atau orang yang bahagia.” Seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, kalau
begitu apakah tidak sebaiknya kita menunggu ketentuan tqdir kita, dan tidak
usah beramal?” Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang termasuk golongan bahagia,
dia pasti akan mengarah pada amalnya orang-orang golongan bahagia. Dan Siapa
yang termasuk golongan celaka, dia juga pasti akan mengarah pada amalnya
orang-orang golongan celaka. Beramallah! Setiap kamu dipermudah. Orang-orang
golongan bahagia, mereka akan dipermudah untuk melakukan amalnya orang-orang
golongan bahagia. Adapun orang-orang golongan celaka, mereka juga akan
dipermudah untuk melakukan amalnya orang-orang golongan celaka.”
Lalu beliau membaca surat Al Lail ayat 5-10
“Adapun orang-orang yang memberikan (hartanya di
jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya balasan yang terbaik, maka
Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa dirinya cukup (kaya/tidak faqir/tidak membutuhkan Allah
atau siapapun), serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan
menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”
Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk banyak
takut kepada ﷲﭐTa’ala
Yang Maha Kuasa.Yang Telah Memberi banyak kebajikan.
مُرِيْدٌ Muridan
(Yang Berkehendak/Yang Menentukan).
Mustahil ﷲﭐtidak Menentukan apalagi
diatur/ditentukan.
Dalilnya
yaitu dalil sifat Iradah.
Bersumber
dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata:
Ummu
Habibah pernah berdo’a, “Ya Allah, panjangkanlah usia suamiku Rasulullah SAW,
juga ayahku Abu Sufyan, dan saudaraku Mu’awiyah.” Rasulullah SAW lalu bersabda
kepada isterinya itu, “Itu artinya kamu memohon kepada Allah ajal-ajal yang
sudah dibuat, sejarah-sejarah yang sudah ditentukan, dan rizki-rizki yang sudah
dibagi. Sedikitpun daripadanya tidak akan dimajukan atau ditangguhkan dari
waktunya. Sekiranya kamu memohon kepada Allah agar Dia berkenan melindungimu
dari siksa neraka dan siksa kubur, niscaya hal itu lebih baik bagimu.” (HR.
Muslim)
Maka
patut bagi mu`min mu’taqad untuk berdoa kepada ﷲﭐTa’ala atas kebajikan dunia dan akhirat, serta memohon agar dihindari dari
keburukan di dunia dan di akhirat..
عَالِمٌ ‘Alimun (Yang
Mengetahui) Mustahil ﷲﭐDzat Yang jahil (bodoh)
Dalilnya
yaitu dalil sifat ‘Ilmu.
Maka
patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa minta pertolongan kepada ﷲﭐTa’ala di dalam setiap hal dan minta agar
dipelihara dari setiap kejahatan dunia dan akhirat.
حَيٌّ Hayyun (Yang
Hidup) Mustahil ﷲﭐDzat Yang mati.
Dalilnya
yaitu dalil sifat Hayah. Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk banyak
bertawakkal (berserah diri dalam segala hal) kepada ﷲﭐTa’ala.
سَمِيْعٌ Sami’un (Yang
Mendengar). Mustahil ﷲﭐtuli, tidak mendengarkan..
Dalilnya
yaitu dalil sifat Sama’.
“Sesungguhnya
Aku (berbuat) seperti yang disangka oleh hambaKu. Aku bersamanya ketika ia
mengingatKu. Jika ia mengingatKu di dalam hatinya, maka Aku akan Mengingatnya
di dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu di suatu kumpulan orang, maka Aku akan
Mengingatnya di dalam jama’ah yang lebih baik (Allah menceritakan/membanggakan
manusia yang berdzikir dan berdo’a di hadapan malaikat). Jika ia mendekati Aku
sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati Aku sehasta,
maka akau akan mendekat padanya sedepa. Jika ia mendekat padaKu sambil
berjalan. Maka Aku Mendekat kepadanya dengan bergegas. Sesungguhnya hisabKu
sangat cepat.” (Hadits Qudsi)
Maka
patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa memberi pujian kepada ﷲﭐTa’ala dan banyak berdo’a kepadaNya. (Dan
berprasangka baik)
بَصِيْرٌ Bashiran (Yang Melihat). Mustahil ﷲﭐYang buta (Yang tidak melihat).
Dalilnya
yaitu dalil sifat Bashar. Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa
banyak malunya kepada ﷲﭐTa’ala Yang Melihatnya ketika ia berbuat
dosa atau meninggalkan yang fardhu..
مُتَكَلِّمٌ Mutakalliman
(Yang Berkata/Berfirman). Mustahil ﷲﭐDzat Yang tidak berkata/bisu.
Dalilnya
yaitu dalil sifat Kalam.
Sebagaiman
telah dikatakan, bahwa Al Qur`an itu adalah Kalamullah. Kalamullah adalah
Qadim. Sewaktu kita membaca Al Qur`an berarti kita sedang mengucapkan apa yang
dikatakan Allah. Maka siapa yang mendengar Al Qur`an hendaknya ia mengucapkan,
“Allah”; agar ia ingat bahwa Al Qur`an adalah Kalam Allah, Rabbul ‘alamin.
Rasulullah SAAW bersabda, “Barangsiapa ingin berdialog dengan Allah, maka
bacalah Al Qur`an.”
Maka
patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa banyak membaca Qur`an dengan
khusyu’, hormat dan penuh ta’zhim dengan tajwid (tartil) dan bukan dengan adu
baca qira`ah.
0 komentar:
Posting Komentar