Assalamu’Alaikum Wr Wb
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلٰى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلٰى
اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
Segala puji kita haturkan kepada Allah yang maha kuasa dan
maha perkasa. Yang senantiasa memberikan nikmat kepada kita yang sampai-sampai
tidak bisa kita hitung berapa jumlahnya. Allah yang mengumpulkan kita semua
disini, Allah yang menunjuki hati kita sehingga kita bertatap muka bertegur
sapa dalam acara yang penuh berkah ini.
Shalawat beserta salam mari kita sanjunggkan kepada nabi kita
tercinta, nabi yang membawa perubahan dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya
islam yang penuh keselamatan. Dialah nabi akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Cintanya
pada kita ummatnya melebihi cinta orang tua terhadapa anaknya. Marilah kita
perbanyak shalawat kepada beliau, mudah-mudahan kita mendapat syafa’atnya
dihari perhitungan nanti.
Yang saya hormati, bapak kepala pondok pesantren
Ashshiddiqiyah beserta seluruh staf pengajar di pondok pesantren Ashshiddiqiyah
ini.
Yang saya hormati bapak kepala desa, kepala lingkungan, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan bapak- bapak, ibu-ibu saudara saudari
yang dirahmati Allah.
Sebelum saya mulai memaparkan isi pidato saya, saya menpunyai
sebuah pantun.
Pergi ke
Sumbar naik bus UNRI
Di kelok
sembilan jalan menurun
Kalau nak
elok budi pekerti
Orang pidato
jangan melamun
Alangkah cepatnya peredaran masa dan pergantian tahun, alangkah
cepatnya kepergian bulan rajab dan sya’ban sehingga kini kita hampir didatangi
bulan ramadhan yang membawa berkah bagi seluruh alam. Semoga dengan kedatangan
bulan ramadhan ini Allah Swt melimpahkan berkah keamanan, keimanan, keselamatan
dan kesempatan kepada kita semua untuk beramal saleh, taubat dan meningkatkan
takwa. Tahun demi tahun telah kita lewati, dan kita masih tetap lalai dan menuruti nafsu duniawi kita. Kita sering
ditegur oleh Allah dengan banyak kejadian tapi kita tidak bisa mengambil
pelajaran dari seluruh kejadian-kejadian tersebut.
Sungguh beruntung orang yang selalu bertakwa kepada Allah dan
mengerjakan berbagai amal kebajikan , orang-orang yang selalu menghisab dirinya
dalam setiap tingkah lakunya.dan alangkah ruginya orang yang menyia-nyiakan
waktu-waktu luangnya, dan terus melakukan maksiat dan menumpuk dosa. Tentunya orang-orang
semacam ini akan menyesali perbuatannya seperti yang disebut dalam firman Allah
Swt dalam Surat Az-Zumar Ayat 56 :
أَن تَقُولَ نَفۡسٞ
يَٰحَسۡرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِي جَنۢبِ ٱللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ ٱلسَّٰخِرِينَ
٥٦
56. supaya jangan ada orang yang mengatakan:
"Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban)
terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang
memperolok-olokkan (agama Allah).
Allah juga berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat
18 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ١٨
18.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Dengan
kedatangan bulan ramadhan ini, mari kita sambut dengan hati yang gembira, kita
nanti dengan suka cita, dan kita tingkatkan bekal kita untuk mendapatkan
keutamaan-keutamaannya. Apa saja bekal yang harus dan perlu kita persiapkan :
1.
Mari
mengulang kembali pelajaran-pelajaran yang berkenaan denagn puasa ramadhan,
agar kita memasuki dan menjalani bulan puasa yang akan datang ini dengan
pengetahuan yang mumpuni dan terbaharui,
dengan mempunyai pedoman yang baik dan petunjuk yang sempurna. Kita harus tahu
mana syarat, rukun, sunnah –sunnah danyang membatalkannya, karena tanpa
pengetahuan itu kita tidak akan tahu puasa kita sah atau tidak.
2.
Memperlihatkan
kepada sesama kegembiraan dan ketenangan jiwa dalam menghadapi puasa ini
sebagaiman yang ditunjukkan oleh Rasulllah dan para shahabat.
3.
Memperbanyak
doa mudah-mudahan Allah memberikan keringanan, kelapangan dan tenaga sehingga
kita melaksanakan puasa dengan tulus dan ikhlas.
4.
Menguatkan
semangat kita untuk menjalani latihan
dengan sempurna , agar kita memperoleh maksud dan tujuan berpuasa itu,
yakni kembali kepada kesucian.
5.
Mengucapkan
tahniah atas kedatangan bula suci Ramadhan ini. Marhaban Ya Ramadhan Marhaban
Ya syahros Shiyam.
Demikianlah
kiranya pidato saya pada kesempatan yang mulia ini, mudah-mudahan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua, kita jadikan pertemuan ini sebagai bahan
renungan dan menjadi lampu penerang hati
yang telah menggulita. Dan mudah-mudahan Allah memberikan umur kepada kita
sehingga kita bisa mendapatkan Ramadhan Mubarak yang segera tiba.
Demikian
saja
Wabihi
nasta’in
Assalamu’Alaikum
Wr Wb
Oleh
: Baharuddin Pradana Siagian (Santri kelas I MTs)
0 komentar:
Posting Komentar