Home » » Sûfi dan Tashawwuf

Sûfi dan Tashawwuf

Written By pp ashshiddiqiyah on Selasa, 02 Desember 2014 | 21.05




Pengertian Sûfi dan Tashawwuf

Para Ulama„ memberikan pengertian berbeda-beda atas makna Sûfi dan Tashawwuf. Rasûlullah Saw. bersabda;
مَنْ سَمِعَ صَوْتَ اَهْلِ الصُّوْفِ يَدْعُوْنَ فَلَمْ يُؤْمِنْ عَلٰى دُعَائِهِمْ كُتِبَ مِنَ الْغَافِلِيْنَ
Barangsiapa mendengar suara Ahli Tasawwuf yang sedang berdo‟a dan dia tidak mengucapkan Amin atas do‟anya maka dia termasuk golongan orang yang lalai, (Tahdzîb al-Asrâr fî Ushûl al-Tashawwuf, halaman: 11).
Berikut ini pendapat para „Ulama„ Sûfi tentang pengertian Sûfi dan Tashawwuf yang dijelaskan dalam kitab Tahdzîb al-Asrâr fî Ushûl al-Tashawwuf, halaman: 11-22;
1. Ibrâhîm bin Adham, Tashawwuf adalah luhurnya sebuah tujuan yang dicita-citakan setiap umat agar terhindar dari tergelincirnya langkah dan melakukan Zuhud (Mencegah) dari apa-apa yang dihalalkan oleh Allâh Swt., bukan dari sesuatu yang di haramkan Allâh Swt.
2. Sarri as-Saqathi, Sûfi adalah seseorang yang tidak pernah padam dari cahaya ma„rifat Allâh Swt. sebab cahaya sifat wira„i dirinya, orang yang tidak berbicara dengan bathin ilmu yang bisa merusak dhahirnya ilmu, orang yang tidak tertarik dengan kemuliaan yang bisa merusak batas-batas aturan.
3. Dzunnun al-Mishri, ketika di tanya apakah Tashawwuf itu lafadz yang musytaq atau julukan? beliau berkata; Tashawwuf adalah menutupi dan menyimpan amal yang bisa menyebabkan riya‟.
4. Syaikh Imam al-Junaidî, Tashawwuf adalah;
a) Meninggalkan ikhtiyar
b) Menjauhi sesuatu yang tidak pantas, dan
c) Seseorang yang mempunyai 8 sifat; Sakha‟ (dermawan), Sabar, Ridha, Isyarah, Ghurbah (menyendiri), berpakaian Sûfi, Siyâhah (perjalanan ruhani), dan merasa faqir.
al-Junaidî juga menjelaskan bahwa orang Sûfi memiliki tiga sifat, di antaranya;
a. Bagaikan bumi, yang semua orang menempatinya baik orang yang taat atau orang tidak taat
b. Bagaikan mendung yang menaungi siapa saja
c. Bagaikan hujan yang menyirami orang taat dan yang tidak taat.
5. Abû Ja‟far al-Naisâburî, Sûfi adalah seseorang yang perilaku dan perbuatannya suka memaafkan (pemaaf), mengajak untuk berbuat kebaikan (amar ma„ruf), dan menjauhi dari sifat-sifat bodoh.
6. Abû „Utsman al-Hairi, siapakah orang Sûfi itu? Beliau berkata;
a. Orang-orang mu„min yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allâh… (QS. al-Ahzab: 23)
b. Orang yang tidak membanggakan amalnya, karena orang yang membanggakan amalnya berarti meremehkan nikmat Tuhannya.
7. Abu Yazid al-Busthami, Tashawwuf adalah membuang nafsu dalam Abu Yazid al-Busthami, Tashawwuf adalah membuang nafsu dalam ibadah, menyandarkan hati pada sifat ketuhanan, berperilaku dengan akhlak yang luhur dan melihat Allâh Swt. secara utuh. Tashawwuf juga dapat ditinjau dari tiga sisi;
a. Syari„at: membersihkan hati dari kotoran dan berperilaku baik pada sesama makhluk dan mengikuti Rasul pada semua syari„atnya
b. Haqiqat: tidak ada kejelekan, tidak ada kehidupan, tidak ada keburukan, terbebas dari menghamba kepada syahwat (nafsu), keluar dari syubhat, melebur sifat-sifat kemanusiaan, meninggalkan semua yang dicintai dan cukup dengan Allâh
c. al-Haq: Allâh al-Haq memilih Sûfi karena sifatnya yang bersih, sehingga dikatakan golongan yang bersih.
8. Sahal bin Abdullah, Sûfi adalah; orang yang darahnya selalu dialirkan, miliknya selalu dimubahkan, tidak melihat sesuatu kecuali dari Allâh, mensucikan Allâh pada semua ciptaan-Nya. Dan Tashawwuf adalah; Menghindari perselisihan, merasa tenang terhadap Allâh Swt., berlindung kepada Allâh Swt., dan menjauhi makhluk.
9. Abû Husain al-Nûri, Tashawwuf ialah meninggalkan semua bagian nafsu, bisa menguasai waktu. Dan orang Sûfi adalah; mereka yang merasa tenang ketika tidak ada, dan mengalah ketika ada, mereka yang meninggalkan kepentingan nafsu dan memilih kepentingan Allâh Swt., serta mereka yang menemukan dan memahami keberadaannya.
10. Jâbir bin Dâwud, Tashawwuf ialah mengharapkan Allâh yang Haq pada makhluk tanpa perantara makhluk.
11. Muhammad bin Alî al-Tirmidzî, orang Sûfi ialah orang yang tujuan dan cita-cita utamanya adalah Allâh yang Haq.
12. Abûl Abbâs bin Masrûq, orang yang berpura-pura Tashawwuf akan di siksa dengan siksa yang tidak pernah diberikan kepada seorang makhluk di alam ini, sedangkan orang yang ber-Tashawwuf dengan sungguh-sungguh akan diberi kenikmatan yang tidak pernah diberikan kepada seorang makhluk di alam ini.
13. Muznî al-Kabîr, Tashawwuf adalah berbudi pakerti dan mengosongkan tangan dari beberapa harta dan membersihkan jiwa dari berangan-angan serta menjaga Allâh yang Haq pada setiap keadaan.
14. al-Wâlîd bin Qâsim, Tashawwuf adalah menjaga gerak-gerik sifat dari mengikuti jejak syahwat (hawa nasfu) dan bersegera memilih Allâh yang Haq dalam segala keinginanya.
15. Abû Husain bin Hindun, Tashawwuf adalah memurnikan cinta.
16. al-Kattânî, Tashawwuf berarti bersih dan menyaksikan, Tashawwuf juga berarti budi pekerti, seseorang yang tambah Tashawwuf-nya berarti bertambah pula akhlaknya. Orang Sûfi ialah orang yang ta„at dan ketika beribadah dianggap masih melakukan kesalahan dan membutuhkan banyak istighfar.
17. Abû Ali al-Rudzbârî, Tashawwuf adalah;
a. Membersihkan budi pekerti dari kotoran seorang hamba
b. Nama untuk orang-orang yang dipercaya oleh Allâh dan orang-orang yang dicintai oleh Allâh
c. Menetap atau mendiami pada pintu Allâh sekalipun ditolak
d. Membatasi kebebasan, dan
Abû Ali al-Rudzbârî juga berkata, bahwa Sûfi ialah barangsiapa yang melepas setiap gerakan dengan berfikir dan tunduk pada jalur takdir serta tidak memperoleh teman kecuali secukupnya.
18. Husain bin Mansyûr, Sûfi adalah;
a. Seseorang yang tidak bisa menerima orang lain dan tidak diterima orang lain
b. Seseorang yang mempunyai sifat dari Allâh Swt.
c. Orang yang mempunyai sifat seperti yang di Isyarahkan oleh Allâh Swt. di dalam al-Qur‟an;
19. as-Syiblî, Sûfi adalah;
a. Orang yang selalu menepati janji-janji Allâh Swt.
b. Orang yang tidak memandang di dunia dan akhirat bersama dengan selain Allâh Swt.
c. Orang yang memutuskan hubungan yang tidak bisa menjadi lantaran kepada Allâh Swt. seperti yang dilakukan oleh Nabi Musa As. yang memutskan hubungannya dengan kaumnya sehingga melakukan khâlwat (menyendiri)
d. Orang yang tidak memiliki sesuatu dan tidak dimiliki oleh sesuatu
e. Bagaikan anak kecil yang berada dipangkuan Allâh Swt. (dalam kekuasaan) yang Haq
Imam as-Syiblî juga mengatakan bahwa Tashawwuf adalah membatasi gerakanmu dan menjaga setiap nafasmu, serta terjaga dari memperhatikan alam semesta (perhatiannya hanya kepada dunia)
20. Ruwaim, Tashawwuf adalah;
a. Permulaan menggunakan ruh jika mampu, jika tidak mampu jangan sekali-kali sibuk dengan sesuatu yang tidak berguna
b. Meninggalkan keutamaan diantara dua hal dan melakukan segala amal kebaikan.
Imam Ruwaim juga berkata, Sûfi ialah melakukan segala amal kebaikan.
21. „Amr bin „Utsmân al-Makki, orang Sûfi adalah orang yang menggunakan keutamaan waktu yang ada.
22. Abûl „Abbâs bin „Atha‟;
a. Orang Sûfi adalah orang yang jiwanya bersih dari kotoran dan sifat-sifat indrawi
b. Keutamaan orang Sûfi adalah mengalahkan seluruh manusia dengan kepasrahannya
c. Permulaan Tashawwuf adalah sâlik berdiri di depan Allâh yang Haq sepertihalnya mayit bearada ditangan orang yang sedang memandikannya, mayit tetap dalam kekuasaan orang yang memandikan dan tidak ada pilihan lain bagi mayit tersebut.
23. Abbas al-Jarîrî, Sûfi adalah tidak menghiraukan terhadap kenikmatan yang dianggap baik dan cobaan yang dianggap jelek. Sedangkan Tashawwuf adalah;
a. Memperhatikan keadaan hati dan tetap teguh pada akhlak/etika
b. Manusia yang paling utama ketika menyibukkan dirinya dengan memanfaatkan semua waktu yang ada.
24. Qays bin Abdul Azîz, Tashawwuf adalah sabar terhadap rekayasa nafsu dan menghindari sesuatu yang dianggap jinak.
25. Ahmad Rajâ‟ al-Makkî, orang Sûfi adalah orang yang cara makannya seperti orang yang sakit dan tidurnya seperti orang yang tenggelam, sedangkan Tashawwuf ialah tunduk kepada Allâh yang Haq.
26. Yahya al-„Alawî, Tashawwuf adalah menetapi (menguatkan) sirrî sampai tidak tersisa (habis)
27. Abû „Abdillah al-Qurasyî, Tashawwuf adalah mengawali dengan menghilangkan sifat-sifat insaniyah (manusiawi) dan diakhiri dengan mengikat sifat-sifat ubudiyah (menghamba).
28. Abûl Hadîd, Tashawwuf adalah Allâh memuliakanmu di kerajaan-Nya seperti Allâh memuliakan selainmu dikerajaan-Nya. (tidak merasa lebih mulia dari orang lain/tawaddhu„).
29. Abû Khashîb, Tashawwuf adalah budi pekerti yang tidak sepatutnya digunakan kecuali untuk taat kepada Allâh Swt.
30. Fâris al-Baghdâdî, perilaku Sûfi ada 3, antara lain; sadar dan mengambil ibârat, malu dan memohon ampun, serta menerima teguran dan menerima alasan.
31. al-Nashîbî, Sûfi adalah orang yang tidak mengenal lelah untuk mencari Allâh Swt. dan tidak menggelisahkan sebab.
32. al-Nabâjî, Tashawwuf adalah mensucikan rahasia dari kotoran dengan berpaling pada selain Allâh yang Haq.
33. Abû Turâb al-Nakhsyabî, Sûfi adalah;
a. Orang yang tidak mengotori segala sesuatu melainkan membersihkan segala sesuatu
b. Orang yang bersih karena Allâh Swt.
34. Samnûn al-Muhibbi, Tashawwuf adalah;
a. Masuk dalam segala budi pekerti yang baik dan keluar dari segala budi pekerti yang jelek
b. Mengirimkan jiwa dalam hukum Allâh swt.
35. Abû Muhammad al-Murta„isyu, Sûfi adalah tidak sebaiknya mendahulukan jejak cita-citanya (hawa nafsu)
36. Abû Zayd al-Warâq, Tashawwuf adalah sebagaimana firman Allâh Swt. “Orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allâh. Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)” (Q.S. al-Ahzab: 23)
رِجَالٌۭ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًۭا
Dan sifat mereka adalah sebagaimana firman Allâh Swt. “….mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong”, (Q.S. Ibrahîm: 43)
لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْـِٔدَتُهُمْ هَوَآءٌۭ
37. Ibrâhîm al-Khawâsh, Tashawwuf adalah meninggalkan beban dan mengerjakan uasaha sampai tampak indah (berhasil dengan baik)
38. Abû Sa„îd al-Hasan bin Yasâr al-Bashri, Tashawwuf adalah senang dalam beribadah, mengerahkan kesunguh-sungguhan dan meninggalkan kesibukan perkara yang tidak ada gunanya.
39. Abû Sulaimân al-Dârâni, Tashawwuf adalah pekerjaannya itu hanya Allâh yang mengetahui, serta bersama Allâh dan hanya Allâh yang mengetahui.
40. Abû Ya„qub al-Nahrajûri ketika ditanya perihal Tashawwuf, beliau berkata; mereka yang mengadu itu termasuk umat yang tertinggal, dan Tashawwuf itu adalah membawa hati dengan menitipkan kehadiran kepada Allâh Swt. sehingga Allâh Swt. bercakap-cakap dengan hatinya.
41. Abûl Hasan al-Sanjâri, Sûfi adalah orang yang berpuasa dan shalat dengan menetapi ataupun berpaling, baik berzuhud dan menyepi sendiri, baik cepat dan pelan.
42. al-Hasan bin Ahmad al-Masûhi, Tashawwuf adalah memutus sesuatu yang mengantungkan kepadanya, mengambil dengan kebenaran, berbicara dengan lembut dan putus asa dari makhluk.
43. Abû „Alî al-Makkî, Tashawwuf adalah tiga nama/sifat yang terkumpul yaitu; penetapan, keikhlasan dan kebinasaan, penetapan yang dimaksud alah bersama Allâh Swt., dan keikhlasan itu dari sifat kemanusiaan dan kebinasaan dari Akhlak.
44. Mimsyâd al-Dainûri, Tashawwuf adalah;
a. Kejernihan rahasia dan amal (perbuatan) karena untuk mencari ridha Allâh al-Jabbar, dan persahabatan dengan manusia tanpa usaha (mencari)
b. Kecukupan, sedikit mengetahui manusia, dan meninggalkan sesuatu yang tidak ada gunanya.
45. Abû „Ali al-Hasan al-Asfihâni, Sûfi adalah orang yang memakai pakaian kain wool (bulu domba) yang bersih, orang yang memakan hawa nafsu dengan rasa pahit, orang yang membuang dunia dibelakang tengkuk, dan mengikuti jejak Nabi Saw.
46. Abû „Ali al-Hasan, Sûfi adalah kaum pilihan, dia dipilih maka dia memilih
47. Abû Husain bin Jarîr, Sûfi adalah orang yang tidak terhalangi oleh bumi dan langit dan tidak tertutupi kecuali pandangan yang belawanan.
48. Abû Bakar Muhammad bin Mûsa al-Wasîthi, Sûfi adalah orang yang ucapannya penuh dengan ibarat, serta hatinya menerangi jalan fikirannya.
49. „Ali bin Sahal, Sûfi adalah orang yang bersih dari bencana dan sirna dari melihat pemberian.
50. Qazuwainî, Tashawwuf adalah ilmu yang diperoleh tanpa belajar dan tanpa usaha.
51. Abû Ja‟far al-Haddâd, Tashawwuf adalah merasa tenang terhadap Allâh Swt., dan Lari dari makhluk.
52. „Ali bin „Abdullah, Tashawwuf adalah ilmu yang samar sifatnya tapi tetap hakikatnya
53. Abul Husain al-Zanjânî, Tashawwuf adalah bagusnya amal (perbuatan), sempurnanya „ubudiyah (ibadah) dan merasa fakir kepada Allâh Swt. serta bagusnya orang yang mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw.
54. Abul Husain al-Warâq, Sûfi adalah orang yang jika dihadapkan pada dua keadaan, maka dia akan memilih hal yang paling baik dan yang paling luhur.
55. Abû „Abdullah bin Jallâ‟, Sûfi adalah;
a. Orang yang fakir dan sunyi dari sebab
b. Orang yang selalu bersama Allâh Swt. dimanapun berada dan dia tidak tercegah dari Allâh Swt. oleh setiap kedudukannya.
56. Ibnu Yazdâniyâr, Tashawwuf adalah orang yang menerima agama dengan baik, menjaga, membersihkan dan memenuhi.
57. Ghânim bin Sa„îd, Tashawwuf adalah memuliakan kefakiran dan mengagungkan Allâh yang Haq.
58. „Utsmân al-Maghribî, Tashawwuf adalah keadaan hatinya bercampur kebingungan dan orang yang bingung tidak ada nama yang dikenal.
59. Abû Hatim al-„Athâr, Sûfi adalah mereka para pemimpin yang membentangkan pemberitahuan.
60. al-Quhthabî, Sûfi adalah orang yang mensifati seluruh dhahirnya sebagai pertanda dirinya, meremehkan segala sesuatu yang rusak (sesuatu selain Allâh), jiwanya resah meninggalkan segala sesuatu yang bisa mendekatkan diri kepada Allâh Swt. (taqarrub), jiwanya memutuskan bukti dan faidah, keadaan jiwanya merasa lemah berhadapan dengan Allâh Swt.
61. Abû Bakar bin Sannân, Tashawwuf adalah engkau menemukan kelemahan dalam dirimu, sehingga kekuasaan (Allâh) menjadi jelas terhadapmu.
62. Zanzânî, Tashawwuf adalah menghilangkan kedudukan, tidak menghiraukan kehidupan dunia dan akhirat (lebih mementingkan bermu„amalah dengan Allâh), setiap orang yang kembali kepada Allâh maka dia telah mengesakan Allâh. setiap orang yang kembali kepada nafsunya maka dia telah menemukannya. Setiap orang yang kembali kepada makhluk maka dia telah menemukan mereka. Dan hal ini telah diketahui.
63. Yûsuf bin Husain, beliau berkata;
a. Tashawwuf adalah menanggung resiko dalam bermu„amalah dengan Allâh sampai tidak menggunakan beberapa waktu yang dimakruhkan
b. Orang-orang terbaik dari Sûfi adalah yang terbaik dari manusia, yang terjelek dari Sûfi adalah yang terjelek dari manusia, sehingga para Sûfi adalah yang terbaik atas segala keadaan
c. Setiap umat memiliki ahli Sûfi, mereka adalah titipan Allâh yang keberadaannya dirahasiakan dari manusia.
64. Abû Bakar al-Warâq, Sûfi adalah orang yang hatinya bersih dari macam-macam kotoran, hatinya selamat dari kejelekan orang lain, hatinya mengakar dengan sifat mengerahkan seluruh kemampuan dan lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri (ngalah).

Bersambung…

Sabilus Salikin: Ensiklopedi Tharîqah/Tashawwuf


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Official
Copyright © 2020. PP.ASHSHIDDIQIYAH SIMANDIANGIN - All Rights Reserved
Published by Ponpes Ashshiddiqiyah