Pengertian Sûfi dan Tashawwuf
Para Ulama„ memberikan pengertian berbeda-beda
atas makna Sûfi dan Tashawwuf. Rasûlullah Saw. bersabda;
مَنْ سَمِعَ صَوْتَ اَهْلِ
الصُّوْفِ يَدْعُوْنَ فَلَمْ يُؤْمِنْ عَلٰى دُعَائِهِمْ كُتِبَ مِنَ
الْغَافِلِيْنَ
Barangsiapa mendengar suara Ahli Tasawwuf yang
sedang berdo‟a dan dia tidak mengucapkan Amin atas do‟anya maka dia termasuk
golongan orang yang lalai, (Tahdzîb
al-Asrâr fî Ushûl al-Tashawwuf, halaman: 11).
Berikut ini pendapat para „Ulama„ Sûfi tentang
pengertian Sûfi dan Tashawwuf yang dijelaskan dalam kitab Tahdzîb
al-Asrâr fî Ushûl al-Tashawwuf, halaman: 11-22;
1. Ibrâhîm bin Adham, Tashawwuf adalah
luhurnya sebuah tujuan yang dicita-citakan setiap umat agar terhindar dari
tergelincirnya langkah dan melakukan Zuhud (Mencegah) dari apa-apa yang
dihalalkan oleh Allâh Swt., bukan dari sesuatu yang di haramkan Allâh Swt.
2. Sarri as-Saqathi, Sûfi adalah
seseorang yang tidak pernah padam dari cahaya ma„rifat Allâh Swt. sebab
cahaya sifat wira„i dirinya, orang yang tidak berbicara dengan bathin ilmu yang
bisa merusak dhahirnya ilmu, orang yang tidak tertarik dengan kemuliaan yang
bisa merusak batas-batas aturan.
3. Dzunnun al-Mishri, ketika di tanya apakah Tashawwuf
itu lafadz yang musytaq atau julukan? beliau berkata; Tashawwuf adalah
menutupi dan menyimpan amal yang bisa menyebabkan riya‟.
4. Syaikh Imam al-Junaidî, Tashawwuf adalah;
a) Meninggalkan ikhtiyar
b) Menjauhi sesuatu yang tidak pantas, dan
c) Seseorang yang mempunyai 8 sifat; Sakha‟
(dermawan), Sabar, Ridha, Isyarah, Ghurbah (menyendiri), berpakaian Sûfi,
Siyâhah (perjalanan ruhani), dan merasa faqir.
al-Junaidî juga menjelaskan bahwa orang Sûfi
memiliki tiga sifat, di antaranya;
a. Bagaikan bumi, yang semua orang
menempatinya baik orang yang taat atau orang tidak taat
b. Bagaikan mendung yang menaungi siapa saja
c. Bagaikan hujan yang menyirami orang taat
dan yang tidak taat.
5. Abû Ja‟far al-Naisâburî, Sûfi adalah
seseorang yang perilaku dan perbuatannya suka memaafkan (pemaaf), mengajak
untuk berbuat kebaikan (amar ma„ruf), dan menjauhi dari sifat-sifat bodoh.
6. Abû „Utsman al-Hairi, siapakah orang Sûfi
itu? Beliau berkata;
a. Orang-orang mu„min yang menepati apa
yang telah mereka janjikan kepada Allâh… (QS. al-Ahzab: 23)
b. Orang yang tidak membanggakan amalnya,
karena orang yang membanggakan amalnya berarti meremehkan nikmat Tuhannya.
7. Abu Yazid al-Busthami, Tashawwuf adalah
membuang nafsu dalam Abu Yazid al-Busthami, Tashawwuf adalah membuang
nafsu dalam ibadah, menyandarkan hati pada sifat ketuhanan, berperilaku dengan
akhlak yang luhur dan melihat Allâh Swt. secara utuh. Tashawwuf juga
dapat ditinjau dari tiga sisi;
a. Syari„at: membersihkan hati dari
kotoran dan berperilaku baik pada sesama makhluk dan mengikuti Rasul pada semua
syari„atnya
b. Haqiqat: tidak ada kejelekan, tidak
ada kehidupan, tidak ada keburukan, terbebas dari menghamba kepada syahwat
(nafsu), keluar dari syubhat, melebur sifat-sifat kemanusiaan, meninggalkan
semua yang dicintai dan cukup dengan Allâh
c. al-Haq: Allâh al-Haq memilih Sûfi
karena sifatnya yang bersih, sehingga dikatakan golongan yang bersih.
8. Sahal bin Abdullah, Sûfi adalah;
orang yang darahnya selalu dialirkan, miliknya selalu dimubahkan, tidak melihat
sesuatu kecuali dari Allâh, mensucikan Allâh pada semua ciptaan-Nya. Dan Tashawwuf
adalah; Menghindari perselisihan, merasa tenang terhadap Allâh Swt.,
berlindung kepada Allâh Swt., dan menjauhi makhluk.
9. Abû Husain al-Nûri, Tashawwuf ialah meninggalkan
semua bagian nafsu, bisa menguasai waktu. Dan orang Sûfi adalah; mereka
yang merasa tenang ketika tidak ada, dan mengalah ketika ada, mereka yang
meninggalkan kepentingan nafsu dan memilih kepentingan Allâh Swt., serta mereka
yang menemukan dan memahami keberadaannya.
10. Jâbir bin Dâwud, Tashawwuf ialah
mengharapkan Allâh yang Haq pada makhluk tanpa perantara makhluk.
11. Muhammad bin Alî al-Tirmidzî, orang Sûfi
ialah orang yang tujuan dan cita-cita utamanya adalah Allâh yang Haq.
12. Abûl Abbâs bin Masrûq, orang yang
berpura-pura Tashawwuf akan di siksa dengan siksa yang tidak pernah
diberikan kepada seorang makhluk di alam ini, sedangkan orang yang ber-Tashawwuf
dengan sungguh-sungguh akan diberi kenikmatan yang tidak pernah diberikan
kepada seorang makhluk di alam ini.
13. Muznî al-Kabîr, Tashawwuf adalah
berbudi pakerti dan mengosongkan tangan dari beberapa harta dan membersihkan
jiwa dari berangan-angan serta menjaga Allâh yang Haq pada setiap keadaan.
14. al-Wâlîd bin Qâsim, Tashawwuf adalah
menjaga gerak-gerik sifat dari mengikuti jejak syahwat (hawa nasfu) dan
bersegera memilih Allâh yang Haq dalam segala keinginanya.
15. Abû Husain bin Hindun, Tashawwuf adalah
memurnikan cinta.
16. al-Kattânî, Tashawwuf berarti
bersih dan menyaksikan, Tashawwuf juga berarti budi pekerti, seseorang
yang tambah Tashawwuf-nya berarti bertambah pula akhlaknya. Orang Sûfi
ialah orang yang ta„at dan ketika beribadah dianggap masih melakukan
kesalahan dan membutuhkan banyak istighfar.
17. Abû Ali al-Rudzbârî, Tashawwuf adalah;
a. Membersihkan budi pekerti dari kotoran
seorang hamba
b. Nama untuk orang-orang yang dipercaya oleh
Allâh dan orang-orang yang dicintai oleh Allâh
c. Menetap atau mendiami pada pintu Allâh
sekalipun ditolak
d. Membatasi kebebasan, dan
Abû Ali al-Rudzbârî juga berkata, bahwa Sûfi
ialah barangsiapa yang melepas setiap gerakan dengan berfikir dan tunduk
pada jalur takdir serta tidak memperoleh teman kecuali secukupnya.
18. Husain bin Mansyûr, Sûfi adalah;
a. Seseorang yang tidak bisa menerima orang
lain dan tidak diterima orang lain
b. Seseorang yang mempunyai sifat dari Allâh
Swt.
c. Orang yang mempunyai sifat seperti yang di
Isyarahkan oleh Allâh Swt. di dalam al-Qur‟an;
19. as-Syiblî, Sûfi adalah;
a. Orang yang selalu menepati janji-janji Allâh
Swt.
b. Orang yang tidak memandang di dunia dan
akhirat bersama dengan selain Allâh Swt.
c. Orang yang memutuskan hubungan yang tidak
bisa menjadi lantaran kepada Allâh Swt. seperti yang dilakukan oleh Nabi Musa
As. yang memutskan hubungannya dengan kaumnya sehingga melakukan khâlwat
(menyendiri)
d. Orang yang tidak memiliki sesuatu dan tidak
dimiliki oleh sesuatu
e. Bagaikan anak kecil yang berada dipangkuan
Allâh Swt. (dalam kekuasaan) yang Haq
Imam as-Syiblî juga mengatakan bahwa Tashawwuf
adalah membatasi gerakanmu dan menjaga setiap nafasmu, serta terjaga dari
memperhatikan alam semesta (perhatiannya hanya kepada dunia)
20. Ruwaim, Tashawwuf adalah;
a. Permulaan menggunakan ruh jika mampu, jika
tidak mampu jangan sekali-kali sibuk dengan sesuatu yang tidak berguna
b. Meninggalkan keutamaan diantara dua hal dan
melakukan segala amal kebaikan.
Imam Ruwaim juga berkata, Sûfi ialah
melakukan segala amal kebaikan.
21. „Amr bin „Utsmân al-Makki, orang Sûfi adalah
orang yang menggunakan keutamaan waktu yang ada.
22. Abûl „Abbâs bin „Atha‟;
a. Orang Sûfi adalah orang yang jiwanya
bersih dari kotoran dan sifat-sifat indrawi
b. Keutamaan orang Sûfi adalah
mengalahkan seluruh manusia dengan kepasrahannya
c. Permulaan Tashawwuf adalah sâlik berdiri
di depan Allâh yang Haq sepertihalnya mayit bearada ditangan orang yang sedang
memandikannya, mayit tetap dalam kekuasaan orang yang memandikan dan tidak ada
pilihan lain bagi mayit tersebut.
23. Abbas al-Jarîrî, Sûfi adalah tidak
menghiraukan terhadap kenikmatan yang dianggap baik dan cobaan yang dianggap
jelek. Sedangkan Tashawwuf adalah;
a. Memperhatikan keadaan hati dan tetap teguh
pada akhlak/etika
b. Manusia yang paling utama ketika
menyibukkan dirinya dengan memanfaatkan semua waktu yang ada.
24. Qays bin Abdul Azîz, Tashawwuf adalah
sabar terhadap rekayasa nafsu dan menghindari sesuatu yang dianggap jinak.
25. Ahmad Rajâ‟ al-Makkî, orang Sûfi adalah
orang yang cara makannya seperti orang yang sakit dan tidurnya seperti orang
yang tenggelam, sedangkan Tashawwuf ialah tunduk kepada Allâh yang Haq.
26. Yahya al-„Alawî, Tashawwuf adalah
menetapi (menguatkan) sirrî sampai tidak tersisa (habis)
27. Abû „Abdillah al-Qurasyî, Tashawwuf adalah
mengawali dengan menghilangkan sifat-sifat insaniyah (manusiawi) dan
diakhiri dengan mengikat sifat-sifat ubudiyah (menghamba).
28. Abûl Hadîd, Tashawwuf adalah Allâh
memuliakanmu di kerajaan-Nya seperti Allâh memuliakan selainmu dikerajaan-Nya.
(tidak merasa lebih mulia dari orang lain/tawaddhu„).
29. Abû Khashîb, Tashawwuf adalah budi
pekerti yang tidak sepatutnya digunakan kecuali untuk taat kepada Allâh Swt.
30. Fâris al-Baghdâdî, perilaku Sûfi ada
3, antara lain; sadar dan mengambil ibârat, malu dan memohon ampun,
serta menerima teguran dan menerima alasan.
31. al-Nashîbî, Sûfi adalah orang yang
tidak mengenal lelah untuk mencari Allâh Swt. dan tidak menggelisahkan sebab.
32. al-Nabâjî, Tashawwuf adalah
mensucikan rahasia dari kotoran dengan berpaling pada selain Allâh yang Haq.
33. Abû Turâb al-Nakhsyabî, Sûfi adalah;
a. Orang yang tidak mengotori segala sesuatu
melainkan membersihkan segala sesuatu
b. Orang yang bersih karena Allâh Swt.
34. Samnûn al-Muhibbi, Tashawwuf adalah;
a. Masuk dalam segala budi pekerti yang baik
dan keluar dari segala budi pekerti yang jelek
b. Mengirimkan jiwa dalam hukum Allâh swt.
35. Abû Muhammad al-Murta„isyu, Sûfi adalah
tidak sebaiknya mendahulukan jejak cita-citanya (hawa nafsu)
36. Abû Zayd al-Warâq, Tashawwuf adalah
sebagaimana firman Allâh Swt. “Orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allâh. Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di
antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah
(janjinya)” (Q.S. al-Ahzab: 23)
رِجَالٌۭ
صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ
وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًۭا
Dan sifat mereka adalah sebagaimana firman
Allâh Swt. “….mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong”,
(Q.S. Ibrahîm: 43)
لَا يَرْتَدُّ
إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْـِٔدَتُهُمْ هَوَآءٌۭ
37. Ibrâhîm al-Khawâsh, Tashawwuf adalah
meninggalkan beban dan mengerjakan uasaha sampai tampak indah (berhasil dengan
baik)
38. Abû Sa„îd al-Hasan bin Yasâr al-Bashri, Tashawwuf
adalah senang dalam beribadah, mengerahkan kesunguh-sungguhan dan
meninggalkan kesibukan perkara yang tidak ada gunanya.
39. Abû Sulaimân al-Dârâni, Tashawwuf adalah
pekerjaannya itu hanya Allâh yang mengetahui, serta bersama Allâh dan hanya
Allâh yang mengetahui.
40. Abû Ya„qub al-Nahrajûri ketika ditanya
perihal Tashawwuf, beliau berkata; mereka yang mengadu itu termasuk umat
yang tertinggal, dan Tashawwuf itu adalah membawa hati dengan menitipkan
kehadiran kepada Allâh Swt. sehingga Allâh Swt. bercakap-cakap dengan hatinya.
41. Abûl Hasan al-Sanjâri, Sûfi adalah
orang yang berpuasa dan shalat dengan menetapi ataupun berpaling, baik berzuhud
dan menyepi sendiri, baik cepat dan pelan.
42. al-Hasan bin Ahmad al-Masûhi, Tashawwuf
adalah memutus sesuatu yang mengantungkan kepadanya, mengambil dengan kebenaran,
berbicara dengan lembut dan putus asa dari makhluk.
43. Abû „Alî al-Makkî, Tashawwuf adalah
tiga nama/sifat yang terkumpul yaitu; penetapan, keikhlasan dan kebinasaan,
penetapan yang dimaksud alah bersama Allâh Swt., dan keikhlasan itu dari sifat
kemanusiaan dan kebinasaan dari Akhlak.
44. Mimsyâd al-Dainûri, Tashawwuf adalah;
a. Kejernihan rahasia dan amal (perbuatan)
karena untuk mencari ridha Allâh al-Jabbar, dan persahabatan dengan manusia
tanpa usaha (mencari)
b. Kecukupan, sedikit mengetahui manusia, dan
meninggalkan sesuatu yang tidak ada gunanya.
45. Abû „Ali al-Hasan al-Asfihâni, Sûfi adalah
orang yang memakai pakaian kain wool (bulu domba) yang bersih, orang
yang memakan hawa nafsu dengan rasa pahit, orang yang membuang dunia dibelakang
tengkuk, dan mengikuti jejak Nabi Saw.
46. Abû „Ali al-Hasan, Sûfi adalah kaum
pilihan, dia dipilih maka dia memilih
47. Abû Husain bin Jarîr, Sûfi adalah
orang yang tidak terhalangi oleh bumi dan langit dan tidak tertutupi kecuali
pandangan yang belawanan.
48. Abû Bakar Muhammad bin Mûsa al-Wasîthi, Sûfi
adalah orang yang ucapannya penuh dengan ibarat, serta hatinya menerangi
jalan fikirannya.
49. „Ali bin Sahal, Sûfi adalah orang
yang bersih dari bencana dan sirna dari melihat pemberian.
50. Qazuwainî, Tashawwuf adalah ilmu
yang diperoleh tanpa belajar dan tanpa usaha.
51. Abû Ja‟far al-Haddâd, Tashawwuf adalah
merasa tenang terhadap Allâh Swt., dan Lari dari makhluk.
52. „Ali bin „Abdullah, Tashawwuf adalah
ilmu yang samar sifatnya tapi tetap hakikatnya
53. Abul Husain al-Zanjânî, Tashawwuf adalah
bagusnya amal (perbuatan), sempurnanya „ubudiyah (ibadah) dan merasa fakir
kepada Allâh Swt. serta bagusnya orang yang mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw.
54. Abul Husain al-Warâq, Sûfi adalah
orang yang jika dihadapkan pada dua keadaan, maka dia akan memilih hal yang
paling baik dan yang paling luhur.
55. Abû „Abdullah bin Jallâ‟, Sûfi adalah;
a. Orang yang fakir dan sunyi dari sebab
b. Orang yang selalu bersama Allâh Swt.
dimanapun berada dan dia tidak tercegah dari Allâh Swt. oleh setiap
kedudukannya.
56. Ibnu Yazdâniyâr, Tashawwuf adalah
orang yang menerima agama dengan baik, menjaga, membersihkan dan memenuhi.
57. Ghânim bin Sa„îd, Tashawwuf adalah
memuliakan kefakiran dan mengagungkan Allâh yang Haq.
58. „Utsmân al-Maghribî, Tashawwuf adalah
keadaan hatinya bercampur kebingungan dan orang yang bingung tidak ada nama
yang dikenal.
59. Abû Hatim al-„Athâr, Sûfi adalah
mereka para pemimpin yang membentangkan pemberitahuan.
60. al-Quhthabî, Sûfi adalah orang yang
mensifati seluruh dhahirnya sebagai pertanda dirinya, meremehkan segala sesuatu
yang rusak (sesuatu selain Allâh), jiwanya resah meninggalkan segala sesuatu
yang bisa mendekatkan diri kepada Allâh Swt. (taqarrub), jiwanya
memutuskan bukti dan faidah, keadaan jiwanya merasa lemah berhadapan dengan
Allâh Swt.
61. Abû Bakar bin Sannân, Tashawwuf adalah
engkau menemukan kelemahan dalam dirimu, sehingga kekuasaan (Allâh) menjadi
jelas terhadapmu.
62. Zanzânî, Tashawwuf adalah
menghilangkan kedudukan, tidak menghiraukan kehidupan dunia dan akhirat (lebih
mementingkan bermu„amalah dengan Allâh), setiap orang yang kembali kepada Allâh
maka dia telah mengesakan Allâh. setiap orang yang kembali kepada nafsunya maka
dia telah menemukannya. Setiap orang yang kembali kepada makhluk maka dia telah
menemukan mereka. Dan hal ini telah diketahui.
63. Yûsuf bin Husain, beliau berkata;
a. Tashawwuf adalah menanggung resiko
dalam bermu„amalah dengan Allâh sampai tidak menggunakan beberapa waktu yang
dimakruhkan
b. Orang-orang terbaik dari Sûfi adalah
yang terbaik dari manusia, yang terjelek dari Sûfi adalah yang terjelek
dari manusia, sehingga para Sûfi adalah yang terbaik atas segala keadaan
c. Setiap umat memiliki ahli Sûfi,
mereka adalah titipan Allâh yang keberadaannya dirahasiakan dari manusia.
64. Abû Bakar al-Warâq, Sûfi adalah
orang yang hatinya bersih dari macam-macam kotoran, hatinya selamat dari
kejelekan orang lain, hatinya mengakar dengan sifat mengerahkan seluruh
kemampuan dan lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan
diri sendiri (ngalah).
Bersambung…
Sabilus Salikin: Ensiklopedi
Tharîqah/Tashawwuf
0 komentar:
Posting Komentar